IBF Net to Build On-Chain Orphan Care Network
Scroll down for Bahasa Indonesia version
Orphan care is a pressing global issue that demands attention and intervention. Millions of children worldwide find themselves in vulnerable situations due to the loss of their parents or abandonment. Providing adequate care and support for orphans presents numerous challenges, stemming from economic, social, and structural factors. One of the primary challenges in orphan care is the lack of adequate resources. Many societies struggle with limited financial and infrastructural capabilities to provide comprehensive care for orphans. Insufficient funding for orphanages, educational facilities, healthcare services, and other essential resources hinder the well-being and development of these children. IBF Net has embarked on a technology-driven sustainable model for making a dent on this serious issue. It aims to build world’s first network of orphanages on the blockchain and link it to its Benevolence platform. The platform, launched earlier, aims to mainstream the concept of sadaqah of assets (donation of funds) and sadaqah of efforts (volunteering) and bring together the contributors and the orphan care providers in a cost-less manner.
“The intervention makes a beginning in Indonesia which has one of the largest orphan population in the world. Indonesia is also known as a country that tops the chart in terms of volunteering for several consecutive years. Our initiative will benefit from scientific and comprehensive research being undertaken currently by IBF Net professionals into the state of orphan care in the country”, says Mohammed Alim, CEO.
Policy Goal in Islamic Countries
Orphan care holds immense importance in Islam. The holy Quran states: “[The righteous are] those who feed the poor, the orphan, and the captive, for the love of God, saying, ‘We feed you for the sake of God alone. We do not want any reward or thanks from you.’”(90:15–16).
“Do not approach the property of an orphan except in the best manner until he reaches maturity. And fulfill [every] commitment. Indeed, the commitment is ever [that about which one will be] questioned.” (17:34)
In several well-known Hadith the Prophet (peace be upon him) is reported to have said, “The one who cares for an orphan and myself will be together in Paradise like this,” and he held his two fingers together to illustrate. Another Hadith asserts, “The best house among the Muslims is one where an orphan is well-treated, and the worst house among the Muslims is one where an orphan is badly treated.” The references from the Quran and Hadith highlight the importance of orphan care in Islam. They highlight the importance of providing sustenance, protection, and love to orphaned children, as well as treating them with kindness, justice, and respect.
The concept and objectives related to caring for vulnerable children, including orphans, are also addressed under different goals and targets set by the UN. The SDGs focus on promoting the well-being, protection, and development of all children, including those who have lost their parents. Target 1.3 emphasizes the need to implement nationally appropriate social protection systems to support vulnerable populations, including orphaned children. Target 3.7 aims to ensure universal access to sexual and reproductive healthcare services, including maternal, newborn, and child health services, which are crucial for the well-being of orphaned children. Target 4.a focuses on building and upgrading educational facilities that are child, disability, and gender-sensitive, ensuring equal access to all, including orphaned children. And, target 10.2 aims to empower and promote the social, economic, and political inclusion of all, including children without parental care or at risk of separation from their families.
Research into the challenges of orphan care and possible solutions is being led by Dr. Mohammed Obaidullah who in his earlier capacity as Lead Research Economist with the Islamic Development Bank Group led the project team for producing the first ever Global Report on Islamic Social Finance. The research involves intensive interaction with orphan care providers in the country that should lead to their active participation in the blockchain-based platform.
IBF Net Bangun Jaringan Peduli Yatim Piatu Berbasis On-Chain
Pengasuhan anak yatim adalah masalah global yang mendesak dan menuntut perhatian serta intervensi. Jutaan anak di seluruh dunia berada dalam situasi yang rentan karena kehilangan orang tua atau ditelantarkan. Memberikan perawatan dan dukungan yang memadai untuk anak yatim piatu menghadirkan banyak tantangan, yang berasal dari faktor ekonomi, sosial, dan faktor struktural. Salah satu tantangan utama dalam pengasuhan anak yatim adalah kurangnya sumber daya yang memadai. Banyak masyarakat yang berjuang dengan kemampuan finansial dan infrastruktur yang terbatas untuk memberikan perawatan yang komprehensif bagi anak yatim. Kurangnya dana untuk panti asuhan, fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, dan sumber daya penting lainnya menghambat kesejahteraan dan perkembangan anak-anak ini.
IBF Net telah memulai sebuah model berkelanjutan berbasis teknologi untuk mengatasi masalah serius ini. Hal ini bertujuan untuk membangun jaringan panti asuhan pertama di dunia pada blockchain dan menghubungkannya ke platform Benevolence. Platform ini, yang telah diluncurkan sebelumnya, bertujuan untuk mengusung konsep sedekah dalam bentuk harta (donasi dana) dan sedekah dalam bentuk tenaga (relawan) serta menyatukan para donatur dan penyedia layanan yatim piatu secara gratis.
"Intervensi ini dimulai di Indonesia yang memiliki salah satu populasi anak yatim terbesar di dunia. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang menduduki peringkat teratas dalam hal sukarelawan (volunteering) selama beberapa tahun berturut-turut. Inisiatif kami akan memanfaatkan dari penelitian ilmiah dan komprehensif yang sedang dilakukan oleh para profesional IBF Net mengenai kondisi pengasuhan anak yatim di negara ini," ungkap Mohammed Alim, CEO IBF Net Group.
Sasaran Kebijakan di Negara-negara Islam
Kepedulian terhadap anak yatim sangat penting dalam Islam. Al-Quran menyatakan: "[Orang yang benar adalah] mereka yang memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, karena cinta kepada Allah, dengan mengatakan, 'Kami memberi makan kamu karena Allah semata. Kami tidak menghendaki balasan atau ucapan terima kasih dari kalian." (90:15-16).
"Janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik sampai ia dewasa. Dan penuhilah akad-akad (perjanjian). Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya." (17:34)
Dalam beberapa Hadis yang terkenal, Nabi Muhammad saw. pernah bersabda, "Orang yang merawat anak yatim dan saya akan bersama di surga seperti ini," dan beliau menyatukan kedua jarinya sebagai ilustrasi. Hadis lain menegaskan, "Rumah yang paling baik di antara umat Islam adalah rumah yang memperlakukan anak yatim dengan baik, dan rumah yang paling buruk di antara umat Islam adalah rumah yang memperlakukan anak yatim dengan buruk." Referensi dari Al-Quran dan Hadis menyoroti pentingnya mengasuh anak yatim dalam Islam. Mereka menyoroti pentingnya memberikan nafkah, perlindungan, dan kasih sayang kepada anak-anak yatim piatu, serta memperlakukan mereka dengan kebaikan, keadilan, dan rasa hormat.
Konsep dan tujuan yang berkaitan dengan kepedulian terhadap anak-anak yang rentan, termasuk anak yatim piatu, juga dibahas dalam berbagai sasaran dan target yang ditetapkan oleh PBB. SDGs berfokus pada peningkatan kesejahteraan, perlindungan, dan perkembangan semua anak, termasuk mereka yang kehilangan orang tua. Target 1.3 menekankan perlunya menerapkan sistem perlindungan sosial yang sesuai secara nasional untuk mendukung populasi yang rentan, termasuk anak-anak yatim piatu. Target 3.7 bertujuan untuk memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk layanan kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak, yang sangat penting bagi kesejahteraan anak-anak yatim piatu. Target 4.a berfokus pada pembangunan dan peningkatan fasilitas pendidikan yang ramah anak, disabilitas, dan peka gender, memastikan akses yang sama untuk semua anak, termasuk anak-anak yatim piatu. Dan selanjutnya, target 10.2 bertujuan untuk memberdayakan dan mendorong inklusi sosial, ekonomi, dan politik bagi semua orang, termasuk anak-anak yang tidak memiliki pengasuhan orang tua atau yang berisiko berpisah dengan keluarganya.
Penelitian mengenai tantangan pengasuhan anak yatim dan solusi yang mungkin dilakukan akan dipimpin oleh Dr. Mohammed Obaidullah yang dalam kapasitas sebelumnya sebagai Pimpinan Ekonom Riset di Islamic Development Bank Group, ia memimpin tim proyek untuk menghasilkan Laporan Global pertama tentang Keuangan Sosial Islam. Penelitian ini melibatkan interaksi mendalam dengan para pengelola panti asuhan di negara ini yang akan mengarah pada partisipasi aktif mereka dalam platform berbasis blockchain.
We thank the media houses for covering this story.
https://kabarinews.com/ibf-net-bangun-jaringan-peduli-yatim-piatu-berbasis-on-chain/119518